06 December 2011

Canangkan Gerakan Moral Pemberantasan Mak siat

Bupati Risih Maraknya Rumah ‘Kitik-kitik’
TAPTENG-Bupati Tapteng, Raja Bonaran Situmeang SH M Hum mengaku amat risih menyaksikan semakin maraknya lokasi maksiat di Tapteng, baik berupa kafe minuman keras berpelayan maupun rumah kitik-kitik.
Bonaran khawatir nantinya Tapteng akan seperti Sodom dan Gumora, dua daerah yang dikutuk Tuhan akibat perbuatan manusianya yang selalu berbuat maksiat. Untuk mengatasi hal tersebut, Bupati berencana akan mengajak para pendeta, ustadz dan elemen masyarakat lainnya untuk mencanangkan gerakan moral pemberantasan maksiat di Tapteng
.
Demikian disampaikan Bupati dalam arahannya seusai melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gereja Baptis Iman Kerapatan Gereja Baptis Indonesia (KGBI) Pandan di Kelurahan Aek Tolang, Sabtu (3/12) kemarin.

Hadir dalam acara tersebut, Ketua KGBI Wilayah Sumut Riau, Pdt Onekhesi Zega S Th, Ketua BKAG Tapteng Pdt  Hutagalung, para pimpinan SKPD dijajaran Pemkab Tapteng, Ketua Rayon KGBI Sibolga Tapteng, Pdt Lulosokhi Halawa S Th, Camat Pandan, Edi Sofian Damanik, dan puluhan jemaat KGBI Pandan.

“Saya dan juga masyarakat pasti merasa risih jika harus lewat atau melihat banyaknya lokasi-lokasi maksiat yang ada di Tapteng. Jika saya pergi ke Jalan Terminal Baru, Aek Garut atau Panangkalan, orang pasti bertanya-tanya, ngapain Bupati ada di sana, prasangka mereka pastilah negative,” ujarnya.

Lokasi maksiat yang ada di Tapteng ini, ujarnya, memang sudah sangat memprihatinkan. Jika tidak segera diberantas, dirinya khawatir nantinya Tapteng ini akan dikutuk oleh Tuhan seperti Sodom dan Gumora yang dikutuk Tuhan akibat prilaku masyarakatnya yang gemar bermaksiat.

“Untuk memberantas lokasi-lokasi maksiat ini, perlu diadakan gerakan moral bersama. Secepatnya sebelum tahun 2011 ini berakhir, saya akan mengumpulkan para pendeta dan para ustadz untuk bersama-sama mencanangkan upaya pemberantasan maksiat ini. Untuk apa gereja, masjid dan rumah ibadah lainnya dibangun jika tidak mampu merubah perilaku, iman dan akhlak jemaatnya. Karena inilah sebenarnya yang menjadi tujuan utama dibangunnya rumah ibadah,” cetusnya.    

Dikatakannya kemudian, selain akan melaksanakan program pembangunan infrastruktur, pembangunan pariwisata, pembangunan dunia pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya, dirinya juga berencana akan melakukan perubahan pembangunan mental keimanan maupun akhlak masyarakat Tapteng yang salah satu caranya adalah dengan pemberantasan maksiat.

“Saya tidak mau nantinya dinilai gagal melaksanakan pembangunan iman dan akhlak masyarakat Tapteng. Apalagi, berbagai program pembangunan yang akan saya lakukan nanti tidak akan berguna jika akhlak dan iman masyarakat Tapteng tidak bisa terbangun,” tukasnya.

Disamping itu, Raja Bonaran Situmeang juga mengimbau kepada seluruh pendeta untuk mau menyosialisasikan pelarangan dan pemberantasan illegal logging, illegal fishing serta bahaya yang ditimbulkannya kepada para jemaatnya dalam setiap kesempatan. Karena menurut Bupati, sarana khotbah atau dakwah merupakan salah satu sarana paling efektif untuk menyosialisasikan upaya pemberantasan illegal logging, karena dakwah atau khotbah langsung berhadapan dengan masyarakat dan dapat dilakukan secara kontiniu.

“Saya saat ini sedang getol-getolnya memberantas upaya illegal loging maupun aksi perusakan lingkungan lainnya. Saya berharap, upaya pencegahan dan pemberantasan illegal logging ini juga dilakukan oleh para pendeta dan ustadz melalui khotbah maupun dakwah yang mereka lakukan setiap saat. Karena bagaimanapun, prilaku illegal logging merupakan musuh kita bersama yang nantinya sangat berpotensi menimbulkan bencana alam seperti longsor dan banjir yang belakangan ini sering terjadi di wilayah Tapteng,” pungkasnya.

Peletakan batu pertama pembangunan Gereja Baptis KGBI itu sendiri dimulai oleh Ketua Wilayah KGBI Sumut-Riau, Pdt Onekhesi Zega S Th yang kemudian dilanjutkan oleh Bupati Tapteng, Raja Bonaran Situmeang SH M Hum di atas tanah yang berukuran sekitar 20 x 30 meter persegi yang nantinya akan dipergunakan sebagai rumah ibadah bagi sekitar 23 Kepala Keluarga jemaat KGBI Pandan.

Ketua KGBI Rayon Sibolga Tapteng, Pdt Lulosokhi Halawa S Th menerangkan, KGBI ini pertama kali berdiri di Kota Sibolga pada tahun 2004 silam, sementara di Tapteng berdiri pada tahun 2006 lalu. Dan hingga kini, KGBI yang berpusat di Manado ini sudah memiliki 9 gereja yang tersebar diberbagai daerah di Tapteng



Sumber: http://www.metrosiantar.com

0 comments:

Post a Comment

Jangan Lupa,tinggalkan komentarnya ya..!! makasih