Meski sudah membayar uang keamanan, tidak menjamin barang dagangan yang ditinggal di Pasar Sibolga Nauli aman. Hal itulah yang dialami para pedagang sayur-mayur dan palawija.
“Padahal kami sudah bayar uang keamanan Rp5.000 namun barang dagangan kami selalu hilang saat disimpan di dalam gedung pasar ini. Saat kami tanya kepada petugas pasar, selalu jawaban tidak tau. Apa itu gak buat kami resah,” ujar Nur Hayati Situmeang (41) salah seorang pedagang sayur mayur dan palawija di Pasar Sibolga Nauli, Jumat (14/10).
Ibu empat anak ini mengaku kesal dengan kejadian yang dialaminya. Di mana pada hari Kamis (13/10) sekira pukul 19.00 WIB malam kemarin dirinya menyimpan barang dagangan berupa bawang merah, bawang putih, bawang penang, kemiri, jahe, kunyit dan lainnya yang dibungkus dengan karung.
“Kemudian barang dagangan itu saya taruh di bawah salah satu meja di dalam bangunan pasar ini dan ditutup dengan terpal. Kemudian sayapun pulang ke rumah. Namun saat saya ke pasar, Jumat (14/10) sekira pukul 6.30 WIB, seluruh barang dagangan yang kusimpan sudah hilang tak tau kemana rimbanya,” tukas warga Kampung Rawang, Kelurahan Huta Tonga-Tonga, Kecamatan Sibolga Utara, Kota Sibolga ini.
Selain dirinya, para pedagang lainya di pasar Sibolga Nauli ini juga sudah kerap kehilangan barang dagangan, bahkan termasuk juga timbangan-timbangan milik pedagang juga sering hilang tak berbekas.
“Barang pedagang sudah kerap berhilangan saat disimpan di Gedung Pasar ini, padahal setelah kami periksa, tidak ada satupun kerusakan yang terjadi di pintu ataupun tempat lainnya yang memungkinkan pencuri bisa masuk,” ketusnya.
Salah seorang pedagang lainnya yang mengaku boru Hutagalung mengatakan, soal kehilangan barang dagangan di pasar Sibolga sudah sering terjadi dan tidak pernah diketahui siapa pelakunya.
“Dagangan itu misalnya bawang merah dan bawang putih selalu hilang, bahkan timbangan pun bisa hilang. Jadi apa gunanya kami bayar uang keamanan, kalau barang dagangan bisa hilang,” ketusnya seraya mengaku kerugian yang dialaminya mencapai jutaan rupiah karena kehilangan barang dagangan.
Ia mengatakan, jika hal itu ditanyakan kepada petugas pasar, jawaban yang didapat selalu menyebutkan, silahkan tanya kepada kepala pasar dan para petugas sama sekali tidak menggubris apa yang menjadi permasalahan yang terjadi.
“Dagangan disimpan dalam gedung yang kokoh dan katanya selalu dikunci petugas pasar. Percuma kami bayar uang keamanan, tapi nyatanya barang dagangan malah sering hilang. Pajak ini sudah gak aman lagi,” imbuhnya.
Akibat terlalu seringnya hilang barang dagangan para pedagang, mereka menduga ada permainan dalam kasus kehilangan barang dagangan ini.
“Penjaga malam ada dan pintu selalu dikunci, tapi kenapa barang bisa hilang. Kami minta pemerintah daerah untuk menertibkan oknum-oknum penjaga malam di pasar Sibolga ini, sebab kami bisa tidak makan karena sering kehilangan barang dagangan,” tandasnya.
Sementara Kepala UPT Pasar Sibolga Nauli, Backtiar Efendy Tambunan SSos saat dikonfirmasi via seluler mengaku kalau dirinya sudah mendengar laporan tentang pedagang yang kehilangan barang tersebut.
“Namun soal kehilangan barang dagangan para pedagang, itu bukan karena dilakukan oleh orang luar. Namun justru diduga terjadi dilakukan sesama pedagang sendiri,” tukasnya.
Menurutnya, setiap sore biasanya sebagian para pedagang memasukkan barang dengan cara menumpukkan begitu saja barang dagangannya di dalam dan dibungkus dalam karung dan tidak ada identitas barang itu milik siapa atau pedagang yang mana.
“Justru kami curiga sesama pedagang juga yang mengambil barang dagangan milik temannya yang lain. Hal ini terjadi, misalnya jika sudah pagi hari, ada pedagang yang datangnya cepat dan mengambil barang dagangan kawannya yang belum datang. Dan hal seperti itu sudah dua kali kami pergoki, termasuk kemarin pernah hilang empat karung barang dagangan dan ditemukan di pasar itu juga,” tuturnya.
Backtiar juga mengaku bingung dengan kehilangan barang para pedagang itu, sebab setiap malam pasar Sibolga itu selalu dikunci dan petugas jaga juga selalu rutin melakukan kontrol kalau malam harinya dan setiap pagi setiap pukul 6.00 WIB pintu Pasar Sibolga dibuka petugas.
“Bahkan saya sendiri setiap malamnya sekitar pukul 22.00 WIB selalu kontrol di lokasi Pasar Sibolga Nauli. Dan saya juga selalu memeriksa setiap pintu keluar masuk pasar Sibolga Nauli kalau malam hari,” bebernya.
Namun demikian, kata Backtiar, ke depan pihaknya akan menyarankan kepada setiap pedagang, khususnya pedagang sayur-mayur dan palawija untuk membuat kotak penyimpanan barang dagangan dan dibuat gemboknya.
“Sebab biasanya para pedagang memasukkan dagangannya kedalam kerajanjang atau goni, lalu ditutup begitu saja. Namun yang pasti, petugas jaga malam selalu rutin melakukan penjagaan di Pasar Sibolga Nauli,” tandasnya.
“Padahal kami sudah bayar uang keamanan Rp5.000 namun barang dagangan kami selalu hilang saat disimpan di dalam gedung pasar ini. Saat kami tanya kepada petugas pasar, selalu jawaban tidak tau. Apa itu gak buat kami resah,” ujar Nur Hayati Situmeang (41) salah seorang pedagang sayur mayur dan palawija di Pasar Sibolga Nauli, Jumat (14/10).
Ibu empat anak ini mengaku kesal dengan kejadian yang dialaminya. Di mana pada hari Kamis (13/10) sekira pukul 19.00 WIB malam kemarin dirinya menyimpan barang dagangan berupa bawang merah, bawang putih, bawang penang, kemiri, jahe, kunyit dan lainnya yang dibungkus dengan karung.
“Kemudian barang dagangan itu saya taruh di bawah salah satu meja di dalam bangunan pasar ini dan ditutup dengan terpal. Kemudian sayapun pulang ke rumah. Namun saat saya ke pasar, Jumat (14/10) sekira pukul 6.30 WIB, seluruh barang dagangan yang kusimpan sudah hilang tak tau kemana rimbanya,” tukas warga Kampung Rawang, Kelurahan Huta Tonga-Tonga, Kecamatan Sibolga Utara, Kota Sibolga ini.
Selain dirinya, para pedagang lainya di pasar Sibolga Nauli ini juga sudah kerap kehilangan barang dagangan, bahkan termasuk juga timbangan-timbangan milik pedagang juga sering hilang tak berbekas.
“Barang pedagang sudah kerap berhilangan saat disimpan di Gedung Pasar ini, padahal setelah kami periksa, tidak ada satupun kerusakan yang terjadi di pintu ataupun tempat lainnya yang memungkinkan pencuri bisa masuk,” ketusnya.
Salah seorang pedagang lainnya yang mengaku boru Hutagalung mengatakan, soal kehilangan barang dagangan di pasar Sibolga sudah sering terjadi dan tidak pernah diketahui siapa pelakunya.
“Dagangan itu misalnya bawang merah dan bawang putih selalu hilang, bahkan timbangan pun bisa hilang. Jadi apa gunanya kami bayar uang keamanan, kalau barang dagangan bisa hilang,” ketusnya seraya mengaku kerugian yang dialaminya mencapai jutaan rupiah karena kehilangan barang dagangan.
Ia mengatakan, jika hal itu ditanyakan kepada petugas pasar, jawaban yang didapat selalu menyebutkan, silahkan tanya kepada kepala pasar dan para petugas sama sekali tidak menggubris apa yang menjadi permasalahan yang terjadi.
“Dagangan disimpan dalam gedung yang kokoh dan katanya selalu dikunci petugas pasar. Percuma kami bayar uang keamanan, tapi nyatanya barang dagangan malah sering hilang. Pajak ini sudah gak aman lagi,” imbuhnya.
Akibat terlalu seringnya hilang barang dagangan para pedagang, mereka menduga ada permainan dalam kasus kehilangan barang dagangan ini.
“Penjaga malam ada dan pintu selalu dikunci, tapi kenapa barang bisa hilang. Kami minta pemerintah daerah untuk menertibkan oknum-oknum penjaga malam di pasar Sibolga ini, sebab kami bisa tidak makan karena sering kehilangan barang dagangan,” tandasnya.
Sementara Kepala UPT Pasar Sibolga Nauli, Backtiar Efendy Tambunan SSos saat dikonfirmasi via seluler mengaku kalau dirinya sudah mendengar laporan tentang pedagang yang kehilangan barang tersebut.
“Namun soal kehilangan barang dagangan para pedagang, itu bukan karena dilakukan oleh orang luar. Namun justru diduga terjadi dilakukan sesama pedagang sendiri,” tukasnya.
Menurutnya, setiap sore biasanya sebagian para pedagang memasukkan barang dengan cara menumpukkan begitu saja barang dagangannya di dalam dan dibungkus dalam karung dan tidak ada identitas barang itu milik siapa atau pedagang yang mana.
“Justru kami curiga sesama pedagang juga yang mengambil barang dagangan milik temannya yang lain. Hal ini terjadi, misalnya jika sudah pagi hari, ada pedagang yang datangnya cepat dan mengambil barang dagangan kawannya yang belum datang. Dan hal seperti itu sudah dua kali kami pergoki, termasuk kemarin pernah hilang empat karung barang dagangan dan ditemukan di pasar itu juga,” tuturnya.
Backtiar juga mengaku bingung dengan kehilangan barang para pedagang itu, sebab setiap malam pasar Sibolga itu selalu dikunci dan petugas jaga juga selalu rutin melakukan kontrol kalau malam harinya dan setiap pagi setiap pukul 6.00 WIB pintu Pasar Sibolga dibuka petugas.
“Bahkan saya sendiri setiap malamnya sekitar pukul 22.00 WIB selalu kontrol di lokasi Pasar Sibolga Nauli. Dan saya juga selalu memeriksa setiap pintu keluar masuk pasar Sibolga Nauli kalau malam hari,” bebernya.
Namun demikian, kata Backtiar, ke depan pihaknya akan menyarankan kepada setiap pedagang, khususnya pedagang sayur-mayur dan palawija untuk membuat kotak penyimpanan barang dagangan dan dibuat gemboknya.
“Sebab biasanya para pedagang memasukkan dagangannya kedalam kerajanjang atau goni, lalu ditutup begitu saja. Namun yang pasti, petugas jaga malam selalu rutin melakukan penjagaan di Pasar Sibolga Nauli,” tandasnya.
0 comments:
Post a Comment
Jangan Lupa,tinggalkan komentarnya ya..!! makasih